Apa itu FOMO?
Dalam dunia finansial, FOMO—Fear of Missing Out—merujuk pada kecemasan investor yang timbul saat mereka khawatir kehilangan peluang profit yang menguntungkan. Istilah ini awalnya populer di media sosial dan kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan ketakutan melewatkan suatu acara atau aktivitas, namun dalam pasar keuangan maknanya semakin spesifik: FOMO adalah ketika investor secara impulsif masuk ke perdagangan karena takut melewatkan reli, sehingga sering kali menyebabkan keputusan yang tidak rasional.
Mengapa FOMO Terjadi?
Untuk memahami FOMO di pasar saham, penting menelusuri faktor psikologis dan dinamika pasar yang mendasarinya.
- Takut Tertinggal dari Rekan
Saat teman atau komunitas investasi membagikan keuntungan mereka, investor mulai khawatir tertinggal dan merasa terdorong ikut tren tersebut. - Keinginan Mendapatkan Keuntungan Instan
Sifat manusia condong pada hasil cepat. Jika suatu saham melonjak puluhan persen dalam waktu singkat, investor cenderung melihat peluang yang hilang sebagai kerugian besar. - Penguatan Media dan Sosial
Berita utama dan figur publik di media sosial sering memperbesar efek FOMO di kalangan investor. - Perilaku Ikut-ikutan
Perilaku massa mudah memengaruhi individu—mengakibatkan gejolak pasar yang cepat naik turun.
Risiko FOMO
Walau FOMO kadang menghasilkan keuntungan jangka pendek, dalam jangka panjang FOMO sering menyebabkan kerugian investasi.
- Mengejar Harga Tinggi
Masuk ke aset setelah harganya naik drastis hanya meningkatkan risiko jauh di atas potensi imbal hasil. - Transaksi Emosional
FOMO mendorong investor melupakan analisis fundamental dan penilaian rasional, lalu mengambil keputusan berdasarkan emosi belaka. - Investasi di Aset Populer
Demi mengejar aset yang sedang tren, investor bisa saja mengabaikan diversifikasi dan meningkatkan risiko portofolio. - Stres Psikologis
Membeli di waktu yang kurang tepat dan menghadapi pembalikan harga dapat memicu stres besar, bahkan berujung pada aksi jual panik.
Bagaimana Cara Menghindari FOMO di Pasar Saham?
Menghindari FOMO membutuhkan disiplin dan proses pengambilan keputusan yang objektif:
- Tetapkan Strategi Investasi yang Jelas
Tentukan kriteria beli dan jual sebelum masuk ke pasar, agar Anda tidak mudah terbawa suasana. - Prioritaskan Fundamental daripada Pergerakan Harga Jangka Pendek
Bangun keputusan investasi jangka panjang berdasarkan fundamental perusahaan dan data keuangan. Hindari mengikuti hype berita utama atau figur publik. - Kelola Ukuran Posisi
Walaupun mengikuti tren pasar, atur besaran posisi Anda secara proporsional agar tidak menimbulkan risiko paparan berlebihan. - Tetap Tenang dan Objektif
Saat harga naik pesat, tanyakan pada diri sendiri: Apakah reli ini benar-benar didasari fundamental, atau sekadar emosi pasar? - Adopsi Perspektif Jangka Panjang
Panik dan keserakahan jangka pendek mendorong FOMO, sedangkan keberhasilan investasi berasal dari strategi jangka panjang yang konsisten.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang Web3, silakan daftar di sini: https://www.gate.com/
Kesimpulan
FOMO bukan sekadar jargon finansial—ini adalah cerminan kelemahan psikologis. Rasa takut tertinggal sering kali memicu keputusan impulsif dan irasional. Di dunia saham yang kompetitif, keputusan investasi berbasis emosi dapat menimbulkan konsekuensi nyata. Kebijaksanaan investasi tidak terletak pada mengejar lonjakan harga terbaru. Disiplin, strategi yang matang, diversifikasi, dan komitmen jangka panjang adalah kunci. Dengan mengelola FOMO, Anda bisa tetap percaya diri menghadapi fluktuasi pasar dan menjadi investor yang sukses serta konsisten.