Harga emas internasional telah mengalami kenaikan yang signifikan dan mencapai level tertinggi baru, namun baru-baru ini mengalami penurunan tajam dengan turun lebih dari 120 dolar per ons dari level tertinggi 2450.1 dolar per ons. Para ahli industri mengatakan bahwa kecenderungan Amerika Serikat untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama akan mendukung penguatan dolar dan tingkat imbal hasil obligasi AS yang tinggi, memberikan tekanan pada pasar logam mulia. Penurunan harga emas kemungkinan besar merupakan dampak dari penundaan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve. Jika Federal Reserve kemudian memulai pemangkasan suku bunga, hal itu akan memberikan dukungan yang signifikan bagi harga emas. Selain itu, dengan adanya peningkatan pembelian emas oleh bank sentral dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik global, masih ada potensi kenaikan harga emas di masa depan.

Jinse Finance melaporkan bahwa Nium Pte yang berbasis di Singapura mengumumkan rencana untuk mencatatkan saham di Amerika Serikat pada kuartal kedua tahun 2025. Nilai perusahaan saat ini sekitar US$2 miliar dan bertujuan untuk mencapai titik impas sebelum rencana penawaran umum perdana (IPO). Chief executive Prajit Nanu menekankan bahwa memprediksi tren pasar berada di luar kendali siapa pun, tetapi tujuan utama untuk satu setengah tahun ke depan harus benar-benar siap. Nium (sebelumnya Insta ReM) mengoperasikan platform yang memungkinkan bisnis mengirim, membelanjakan, dan menerima uang secara global. Pada tahun 2020, itu membentuk kemitraan dengan perusahaan blockchain terkenal Ripple.