Penelitian: Ukuran aset enkripsi yang terkait dengan aktivitas ilegal dan dapat dijangkau oleh penegakan hukum telah melebihi 75 miliar dolar AS, negara-negara mungkin akan meniru Amerika Serikat dengan menyita sebagai cadangan.

Pada 9 Oktober, menurut laporan Bloomberg, penelitian Chainalysis menunjukkan bahwa aset kripto yang terkait dengan aktivitas ilegal dan "on-chain" serta berada dalam jangkauan lembaga penegak hukum di berbagai negara telah melebihi 75 miliar USD. Pemerintah di seluruh dunia mungkin akan belajar dari AS tentang penyitaan sebagai cadangan. Menteri Keuangan AS, Scott Bansen, menyatakan bahwa AS saat ini telah menyita Bitcoin senilai sekitar 15 hingga 20 miliar USD. Chainalysis menemukan bahwa pada tahun 2025, saldo on-chain untuk entitas ilegal hampir mencapai 15 miliar USD, dengan dompet hulu (setidaknya 10% dana berasal dari kejahatan) memegang lebih dari 60 miliar USD. Aset kripto yang dikendalikan oleh pengelola dan pemasok pasar dark web melebihi 40 miliar USD, di mana dari 15 miliar USD yang dimiliki oleh pelaku ilegal, sekitar 75% adalah Bitcoin, ditambah Ether dan stablecoin, meningkat 359% dibandingkan lima tahun lalu; dompet hulu serupa, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan di dompet terkait dark web melebihi 200%. Namun, apakah pihak berwenang dapat mengakses 75 miliar USD itu masih diragukan. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir lembaga penegak hukum telah meningkatkan upaya mereka untuk memerangi kejahatan kripto, keterampilan, kerja sama internasional, dan pendanaan yang diperlukan untuk mengidentifikasi, melacak, dan menyita aset digital pelaku kejahatan tetap menjadi tantangan.